Dalam sistem pendidikan modern, fungsi guru sebagai penyampai pesan-pesan pendidikan tampaknya perlu dibantu dengan media pendidikan, agar proses pembelajaran mengajar pada khususnya dan proses pendidikan pada umumnya dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Hal itu disebabkan antara lain, materi pendidikan yang akan disampaikan semakin beragam dan luas mengingat perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat. Dewasa ini guru bukanlah satu satu-satunya sumber belajar dan penyampai pesan-pesan pendidikan sebagaimana pernah terjadi sebelum tahun lima puluhan. Mulai tahun itu teori komunikasi sosial mulai masuk ke dalam pendidikan, terutama alat bantu pandang dengar (Audio Visual) dan telah mulai digunakan dalam penyampaian pesan-pesan pendidikan. Media pendidikan ini tidak saja sebagai alat bantu pendidikan, juga berfungsi sebagai penyalur pesan-pesan pendidikan.

Perkembangan teknologi terutama teknologi komunikasi dan teknologi informasi, yang telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan tak terkeculai pendidikan, sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk memberikan dukungan terhadap adanya tuntutan reformasi dalam sistem pendidikan. Pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran berbasis TI baik yang bersifat off-line maupun on-line, bisa dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan teknologi pendidikan.[1]

Teknologi dapat digunakan, tetapi hanya akan betul bermanfaat setelah hal-hal (misalnya manajemen) sudah diatasi, implementasi teknologi di bidang pendidikan perlu diintegrasikan ke dalam perencanaan (master plan) terhadap semua aspek pengembangan pendidikan secara seimbang (bukan secara proyek). Sering pengumuman yang muncul di media mengenai teknologi di arena pendidikan kelihatannya kurang menilaikan penelitian dan pengalaman di dunia pendidikan. Kasus-kasus teknologi dan pendidikan tertentu kelihatannya juga diangkat sebagai solusi umum.[2]

Salah satu contoh penerapan TIK dalam pembelajaran di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta sebagai media bantu dalam penyampaian proses belajar mengajar yang telah dikembangkan oleh para pendidik melalui komputer seperti pembuatan instrumen power point dan penggunaan software-software yang mendukung dalam pendidikan islam seperti halnya adanya al-Quran digital, al-Hadist Digital, al-Qur’an in word  serta adanya CD interaktif lainya.

Namun dalam implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran materi aqidah khususnya dan materi pelajaran-pelajaran  yang lainnya ini belum sepenuhnya dinikmati oleh semua siswa yang ada di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

TIK dalam jangka waktu yang relatif singkat, berkembang dengan sangat pesat. Pengguna Internet di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan data perkiraan APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) sampai dengan akhir tahun 2008 pengguna internet di Indonesia naik terus menerus  dibandingkan dengan data pengguna internet tahun sebelumnya.

Dalam kebijakan nasional, TIK menjadi kunci dalam 2 hal yaitu :

1.      Effisiensi proses, waktu dan tempat

2.      Memenangkan kompetisi.

Di masa mendatang, arus informasi akan semakin meningkat melalui

     jaringan internet yang bersifat global dan menuntut siapa pun untuk beradaptasi agar tidak ketinggalan zaman. Dengan demikian, maka kondisi pendidikan yang terkait pada proses pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet sebagai alat bantu utama.

Robin Paul Ajjelo dalam tulisannya “Reboting The Mind Starts at School” mengemukakan bahwa ruang kelas di era milenium yang akan datang jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang. Ruang kelas di masa yang akan datang berbentuk seperti laboratorium komputer, tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di depan kelas. Ruang kelas semacam ini dikenal dengan “cyber classroom” atau ruang kelas maya sebagai tempat anak-anak melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar

Demikian juga dengan lembaga pendidikan sekolah mempunyai tanggung jawab dalam memasuki era globalisasi yaitu harus menyiapkan siswa untuk menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam masyarakat kita. Hal ini menyebabkan sekolah dituntut untuk mampu menghasilkan SDM unggul yang mampu bersaing dalam kompetisi global ini. Peningkatan kualitas dan kemampuan siswa dapat dilakukan dengan mudah, yakni dengan memanfaatkan internet sebagai lahan untuk mengakses ilmu pengetahuan seluas-luasnya. Upaya ini dapat dilakukan dengan memasukkan TIK sebagai pendekatan dalam proses pembelajaran pada Lembaga Pendidikan Sekolah.Berkaitan dengan lembaga pendidikan seperti sekolah pada khususnya, TIK sangat berpengaruh dan memiliki beberapa manfaat, antara lain:[3]

1.            Knowledge Management Tool.

        Yaitu program untuk memindahkan data pengetahuan dari bentuk buku-buku ke dalam bentuk data elektronik guna mempercepat proses pencarian data dan pembelajaran. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah e-book dan internet.

 

 

 

2.            Learning Tool.

        Yaitu instrument yang bertujuan untuk membantu metode pembelajaran interaktif seperti e-learning dengan menggunakan teknologi komputer, seperti simulasi dan pelatihan laboratorium bahasa.

3.            Buseness Management Tool.

        Yaitu sarana yang digunakan untuk menunjang penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Salah satu media pembelajaran yang mudah dijumpai saat ini adalah komputer. Komputer mempunyai fungsi yang sangat penting dalam bidang pendidikan, misalnya pemanfaatan komputer sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer Managed Instruction (CMI). Bentuk pemanfaatannya dapat dicontohkan dengan penyajian informasi isi materi pembelajaran dan latihan.

Program tersebut kemudian dikenal sebagai Computer Assisted Instruction (CAI) yang mendukung pembelajaran dan pelatihan. Prinsip perancangan program CAI meliputi situasi belajar yang menyenangkan, interaktifitas, kesempatan berlatih yang disertai feedback, dan menuntun serta melatih siswa dengan lingkungan informal. Namun demikian, perlu dicermati bahwa program CAI ini bukanlah satu-satunya strategi yang digunakan dalam penyampaian materi pembelajaran, melainkan program alternatif.

 

 

Salah satu instrumen untuk menunjang proses pembelajaran tersebut adalah penggunakan TIK yang secara operasional dapat dijadikan sebagai mata pelajaran pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai dari tingkat SD hingga Perguruan Tinggi (PT). Pentingnya pemanfaatan program media tersebut telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berkaitan dengan pemanfaatan berbagai sumber belajar melalui teknologi informasi dan media lain.[4]

Dinas Pendidikan Nasional sebagai induk dari sekolah, memiliki beberapa program yang berguna bagi peningkatan kualitas siswa dan sekolah dengan memanfaatkan TIK, misalnya:

1.           Jaringan Informasi sekolah.[5]

2.           Portal bahan belajar dan jaringan komunikasi sekolah.[6]

3.           Media sharing ilmu pengetahuan.[7]



[2] Admin Webmaster, Teknologi dan Pendidikan ( http://e-pendidikan.com/  )

[3] Yusuf Hadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan ( Jakarta: Kencana, 2004), Hal 489

[4] Suyanto, ICT ( Information Communication and Technology ), ( http://telematika.co.id )

[5] http://jardiknas.net/ “Jembatan Informasi Digital Dunia Pendidikan Nasional Indonesia”

[6] http://www.e-dukasi.net/ ( Belajar Lebih Mudah dan Menyenangkan )

[7] http://pendidikan.net/ “Pendidikan Net ini dimaksudkan untuk merangkum informasi Pendidikan, Beasiswa, Forum Guru & Siswa, Perkembangan Pendidikan dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)”

 

This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free